www.salafy-indon-kw13.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 05 September 2011

Kebodohan Salafy Indon KW13 dalam memahami MANQUL

Al-Khatib Al-Baghdadi rahimahullahu dalam Al-Kifayah,
أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ شَاذَانَ، أنا أَحْمَدُ بْنُ سَلْمَانَ الْفَقِيهُ النَّجَّادُ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثنا إِسْحَاقُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْفَرْوِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , أَنَّهُ وَجَدَ فِي قَائِمِ سَيْفِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ صَحِيفَةً فِيهَا: «لَيْسَ فِيمَا دُونَ خَمْسٍ مِنَ الْإِبِلِ صَدَقَةٌ , فَإِذَا كَانَتْ خَمْسًا فَفِيهَا شَاةٌ , وَفِي عَشْرٍ شَاتَانِ , وَفِي خَمْسَ عَشْرَةَ ثَلَاثُ شِيَاهٍ , وَفِي عِشْرِينَ أَرْبَعُ شِيَاهٍ , فَإِذَا بَلَغَتْ خَمْسًا وَعِشْرِينَ فَفِيهَا ابْنَةُ مَخَاضٍ , وَذَكَرَ الْحَدِيثَ بِطُولِهِ»
Mengkhabarkan kepada kami Al-Hasan ibn Abu Bakr ibn Syadzan, beliau berkata : mengkhabarkan kepada kami Ahmad ibn Sulaiman An-Najad Al-Faqihi, beliau berkata, menceritakan kepada kami Ismail ibn Ishaq, beliau berkata, menceritakan kepada kami Ishaq ibn Muhammad Al-Farawi, beliau berkata, menceritakan kepada kami Abdullah ibn Umar dari Nafi dari Ibn Umar. Sesungguhnya beliau mendapatkan pada gagang pedang peninggalan Umar ibn Khattab radhiyallahu’anhu sebuah lembaran (tertulis didalamnya): “Tidak ada zakat di bawah lima unta, jika ada lima unta maka (zakatnya) satu kambing, pada sepuluh (zakatnya) dua kambing, pada lima belas (zakatnya) tiga kambing dan pada dua puluh (zakatnya) empat kambing. Apabila sampai dua puluh lima maka (zakatnya) anak unta yang umurnya masuk dua tahun. - beliau menyebutkan hadis dengan panjang- .
Semisal atsar ini juga dinukil dari perbuatan Abu Bakar, Umar, Ali dan Aisyah –semoga Allah meridhoi mereka semuanya-.

Pertama, dari perbuatan Abu Bakar radhiyallahu’anhu dan Umar radhiyallahu’anhu. Dikeluarkan oleh Abdurrazaq (no. 9887, 9905, 9963, 9977, 9997), Abu Dawud (no. 1568), Tirmidzi (no. 621) dan Ahmad (no. 4632),
عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَتَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كِتَابَ الصَّدَقَةِ فَلَمْ يُخْرِجْهُ إِلَى عُمَّالِهِ حَتَّى قُبِضَ فَقَرَنَهُ بِسَيْفِهِ فَعَمِلَ بِهِ أَبُو بَكْرٍ حَتَّى قُبِضَ ثُمَّ عَمِلَ بِهِ عُمَرُ حَتَّى قُبِضَ فَكَانَ فِيهِ
Dari Salim dari ayahnya, ia berkata; Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah menulis catatan mengenai zakat dan beliau tidak mengeluarkannya kepada para pegawainya hingga beliau meninggal. Beliau menyimpan catatan itu pada pedangnya. Kemudian beramal dengan catatan itu Abu Bakr hingga ia meninggal, kemudian dilaksanakan oleh Umar hingga ia meninggal. Catatan tersebut berisi …. (ini lafazh Abu Dawud).
Dengan lafazh ini juga dalam Al-Amali karya Ibnu Janzawaih (no. 1392), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (no. 1443), dan Baihaqi (no. 7252).
Kedua, dari Ali radhiyallahu’anhu. Dikeluarkan oleh Ibnu Abdil Barr (1/304) no. 393 –cet Darul Ibnu Al-Jauzi), disebutkan dalam Musnad Asy-Syafi’i (1/198 – cet Darul Kutub Al-Ilmiyah), Baihaqi dalam Sunan juga dari jalan Asy-Syafi’i (no. 15894), semuanya dari jalan Abi Ja’far Muhammad bin Ali dari Ali yang berkata:
وُجِدَ فِي قَائِمِ سَيْفِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَحِيفَةٌ فِيهَا مَكْتُوبٌ
 “Aku menemukan dalam gagang pedang Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam sebuah tulisan didalamnya termaktub….” (ini lafazh Ibnu Abdil Barr).
Ketiga, dari Aisyah radhiyallahu’anha. Dikeluarkan oleh Al-Mawardzi dalam As-Sunnah (no. 282 – Tahqiq Salim Ahmad As-Salafi), Abu Ya’la (8/198-199) no. 4757, Ad-Daruquthni dalam Sunan (3249), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (no. 8024), dan Baihaqi (no. 15896, 15915), Aisyah radhiyallahu’anha berkata,
وُجِدَ فِي قَائِمِ سَيْفِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كِتَابَانِ فِي أَحَدِهِمَا

“Aku menemukan dalam gagang pedang Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dua buah surat dalam salah satu dari keduanya (tertulis)…” (ini lafazh Al-Mawardzi).
Al-Hakim berkata, “Hadits ini shahih isnadnya dan mereka tidak mengeluarkannya”, Adz-Dzahabi berkata, “Shahih”. Disebutkan Al-Haitsami dalam Majma az-Zawaid (6/295), “Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan rijalnya shahih selain Malik bin Abi Ar-Rojul dan sungguh dia ditsiqahkan oleh Ibnu Hibban dan tidak didhaifkan oleh seorang pun”.
DARI KETERANGAN DIATAS DISEBUTKAN BAHWA PARA SAHABAT ROSULULLOH TIDAK MENGAMALKAN SUATU AMALAN ATAU HUKUM DENGAN RO'YI
COBA KITA SIMAK BERBAGAI PANDANGAN ULAMA TENTANG MANQUL
PERTAMA
وكذلك فإن الصوفية عامة يرون ـ ومنهم الشاذِلية ـ أن علم الكتاب والسنة لا يؤخذان إلا عن طريق شيخ أو مربٍّ أو مرشد، ولا يتحقق للمريد العلم الصحيح حتى يطيع شيخه طاعة عمياء في صورة: "المريد بين يدي الشيخ كالميت بين يدي مُغسِّله" لذلك يُنظر إلى الشيخ نظرة تقديسية ترفعه عن مرتبته الإنسانية* موسوعة الرد على الصوفية- مجموعة من العلماء
Demikianlah sesungguhnya ajaran sufi secara umum berpendapat bahwa ilmu al-qur'an dan as-sunnah tidak boleh diambil kecuali dari jalur seorang guru atau murobbi atau mursyid dan tidak berhaq bagi murid untuk mendapatkan ilmu yang shohih sehingga ia menta'ati gurunya dengan ketaatan yang membuta, sebagaimana dalam sebuah perumpamaan " seorang murid dihadapkan gurunya bagaikan seonggok mayat di tangan orang yang memandikannya" oleh karenanyalah seorang guru dimata muridnya di pandang sebagai orang yang bersih ( ma'sum ) terangkat dari derajat manusia biasa ( yang bisa berbuat salah ). Dinukil dari kitab mausu'ah roddi as-sufiyah.
KEDUA
من لا شيخ له فشيخه الشيطان، ومتى كان شيخه الشيطان كان في الكفر حتى يتخذ له شيخا متخلقا بأخلاق الرحمن»- البهجة السنية في آداب الطريقة العلية
"Barang siapa yang tidak memiliki syaikh ( guru ), maka syaikhnya adalah syaitan, dan kapan seseorang gurunya adalah syaitan, maka ia berada di dalam kekafiran sehingga ia mengambil seorang guru yang berahlak dengan ahlaq Allah"
KETIGA
 من لا شيخ له فهو كافر وفاسق عندهم, بل صرحوا بأن كل من لم يتخذ له شيخا فهو عاص لله ورسوله ولا يحصل له الهدى بغير شيخ، ولو حفظ ألف كتاب في العلم[9]
"Barang siapa yang tidak memiliki syaikh / guru maka hukumnya kafir lagi fasik, bahkan mereka menjelaskan bahwa setiap orang yang tidak mengambil guru pada seorang syaikh, maka hukumnya dia telah menentang kepada Allah dan Rosul-Nya, dan dia tidak akan mendapatkan petunjuk tanpa ( berguru pada ) seorang syaikh, walaupun ia hafal seribu kitab ilmu."
KEEMPAT
لا تعترض فتنطرد .من قال لشيخه لِمَ ؟ لا يفلح* موسوعة الرد على الصوفية - مجموعة من العلماء
" kamu jangan protes ( kepada guru ), maka kamu akan terusir, maka siapa saja yang bertanya pada gurunya : " Mengapa?" maka dia tidaklah beruntung".
KELIMA
من قال في القران برايه فاصاب فقد اخطا
"Barangsiapa membaca (mengartikan) Al Qur'an dengan pendapatnya sendiri ( ro'yu ) walaupun bener maka sungguh-sungguh hukumnya tetap salah" HR. Abu Dawud
PENJELASAN 
Dari yang di gembor-gemborkan para Salafy Indon KW13 dalam blog http://rumahku-indah.blogspot.com/2011/07/teu-kening-maca-buku-jiga-kumpeni.html ini sangatlah jelas bahwa para Sahabat Rosululloh sangatlah berhati-hati dalam mengamalkan atau menghukumi hukum dalam agama sehingga beliau banyak menulis beberapa hukum yang beliau dapat "manqul" dari Rosulullah diberbagai media dalam hal ini berupa surat, ini di sebut manqul secara al-kitabah
[PENTING] Baca ini agar tau macam-macam MANQUL

0 komentar

Posting Komentar