www.salafy-indon-kw13.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 27 September 2011

Beberapa Gerakan Salafy Indon KW13 Yang Mencoreng Citra Islam

Pasca tumbangnya Soeharto, di Indonesia tumbuh-subur kelompok yang menamakan diri atau disebut Salafy Indon KW13, yaitu kelompok yang mengklaim Ahlus Sunnah Wal Jamaah, pengikut sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Sayangnya, keberadaan mereka lebih banyak mencoreng nama Islam, merusak citra umat Islam. 

Cara mereka berdakwah itu “unwelcomed”, tidak pas untuk kondisi Indonesia, tidak bisa diterima oleh sebagian besar umat Islam pada umumnya.

Inilah beberapa kekurangan gerakan Salafy Indon KW13 yang sangat menjatuhkan citra Islam dimata dunia, yaitu:

1. Merasa paling benar, paling ahli surga! Padahal, Al-Haqqu min robbika! Kebenaran itu hanya milik Allah (QS. Al-Baqarah: 147).

الحق من ربك فلا تكونن من الممترين  QS. Al-Baqarah : 147

2. Kasar, keras, emosional, reaktif, tidak santun dalam berdakwah. Katanya pengikut salaf, tapi tidak berakhlak seperti generasi salaf yang lemah lembut. “Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu.” (Ali-Imran: 159).

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ  QS. Ali-Imran : 159 

Keterangan; meskipun dalam keadaan genting, seperti terjadinya pelanggaran pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin pada peperangan Uhud sehingga menyebabkan kaum muslimin menderita kekalahan, tetapi beliau tetap bersikap lemah lembut dan tidak marah terhadap yang melanggar itu, bahkan memaafkannya, dan memohonkan untuk mereka ampunan pada Allah ta'ala. Andaikata Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersikap keras, berhati kasar tentulah mereka akan menjauhkan din (agama Islam) dan beliau. Di samping itu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam selalu bermusyawarah dengan mereka dengan segala hal, apalagi dalam urusan peperangan. Oleh karena itu kaum mukmin bertawakal sepenuhnya kepada Allah, karena tidak ada yang dapat membela kaum muslimin selain Allah.

Oleh karena itu, walaupun dengan dalih demi agamaNya Allah mari tetap dalam khasanah berkasih sayang dan lemah lembut sesuai para Ulama Salaf terdahulu menyiarkan agama ini.

3. Ekstrem dalam beragama, tidak menghargai pendapat orang lain selain hanya dari golongannya semata

4. Beraqidah "Ahlus Sunnah Wal Jamaah" akan tetapi menolak berjamaah dan memilih berfirqoh. Padahal Allah ta'ala berfirman dalam QS. Ali-Imran : 103
و اعتصموا بحبل الله جميعا و لا تفرقوا " (سورة آل عمران)

Makna secara tekstual dari Depag
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai" Salafy Indon KW13 dan Depag membuang lafadz جميعا

Makna secara thuluq 
"Dan berpegang teguhlah kamu sekalian pada taliNya (agama) Allah dengan berjamaah dan janganlah kamu sekalian bercerai berai"
Dan Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
"Dan sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah belah atas 73, yang 72 ke Neraka dan yang satu ke Surga yaitu yang berjamaah". HR. Abu Dawud : 3981 (Syaikh Al-Albani : Hadits Hasan)
 
Dalam riwayat At-Tirmidzi Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa yang satu adalah yang menetapi agama sebagaimana yang dijalankan oleh Rasulullah dan para sahabat

"Dan agama ini (Islam) akan berpecah belah atas 73 agama semuanya ke Neraka kecuali hanya satu yang ke Surga, para sahabat bertanya siapakah yang satu itu wahai Rasulullah ?, beliau menjawab yaitu yang menetapi sebagaimana yang aku dan para sahabat menetapinya." HR At-Tirmidzi : 2565 (Abu Isa : Hadits gharib)

Keterangan; yang diamalkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Ulama Salaf dalam menetapi Islam adalah dengan berjamaah dimana para sahabat berbaiat dan menjadikan Nabi bukan hanya sebagai Rasul akan tetapi juga sebagai Imam. Dan dilanjutkan setelah wafatnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam para Sahabat membaiat Abu Bakar sebagai imam mereka.

0 komentar

Posting Komentar